saya dan struggling menjaga hafalan quran saat liburan

santri? oh iya, hafalan banyak ya.

lolz. tanyakan itu pada orang yang tepat, dan kau dapati dia senyum salting sambil bilang ‘nggak kok’ yang pada hakikatnya bermakna YA. tanyakan pada saya dan saya hanya tertawa dan menjawa jujur, KAGAK OI.

baiklah, mari saya ceritakan padamu.

sebagai anak pesantren, atau anak sekolah islam sudah sewajarnya kami mendapat dorongan khusus persoalan menghafal quran. kami difasilitasi guru guru penyabar yang bersedia menyimak hafalan kami yang amburadul, tajwid belepotan dan mengarahkan kami menuju hafalan quran yang benar, shohih, dan mutqin. semoga allah balas kebaikan mereka.

di sekolah, atau pesantren, kami punya jadwal sendiri untuk menghafal dan jadwal untuk setoran. di asyifa dulu, jadwal setoran quran sehabis subuh dan ashar. jadwal menghafal sehabis maghrib. di alkahfi, shubuh dikhususkan untuk tahfiz quran. menghafal quran nya menyesuaikan masing masing. ritme harianku waktu itu, paling mudah menghafal habis asar dan isya.

pandangan ku, disinilah aku mendapat ketimpangan. aku orang yang perlu disuruh suruh, dan akan kebablasan dalam kesenangan kalau dibiarkan mengglepar sendirian. 10/12 bulan di pesantren itu artinya kebiasaan harianku terbentuk dari sistem sekolah. sekali saja sistem itu hilang, macam topangan sebuah bangunan dicabut. blup atap nya runtuh dan bangunan indah akan menjadi puing.

belakangan aku paham dimana letak kesalahan ku. ‘coba ingat lagi, apa tujuan mu dulu melakukan semua kebaikan itu’ kata ustazah yang aku tanyakan. ‘coba tata lagi keseharian mu. kalau sibuk menghalangi ibadah, coba izin dulu’. well, it is pretty accurate.

kata ustadz lain, yang seorang hafiz, ‘ingat KEUTAMAAN dari ibadah itu. dan yang penting, doa dulu sebelum memulai. jikalau nanti sudah selesai ibadah tidak membuat malas untuk melakukan lagi’. kay, gotta remember that one.

begitulah, seminggu setelah wejengan tadi saya berusaha keras di rumah untuk menghafal. keras ini, artian nya sebagai murojaah quran satu lembar sebelum tidur. efektif, karena orang bilang hal yang kau lakukan sebelum tidur bakal gampang diingat. dan, waw saya merasa orang paling alim di rumah. seminggu itu semangatku membara, seakan murojaah 10 juz dalam satu bulan bukan khayalan belaka.

satu minggu berlalu, semangat luntur. uhuy, aku sudah lupa lagi rutinitas murojaah ini. yang tersisa hanya depresi, dan diimbangi doa(aku belum doa hari ini) ‘ya allah berikan aku kekuatan buat murojaah’. kewarasan ku mengatakan badan, kesehatan, dan waktu luangku tidak memberi masalah sedikit pun. kamu nya aja yang tenggelem, menggelepar sendirian.

soal sendirian, aku sudah tanyakan ini pada teman uns yang hafizoh 30 juz dan sudah tasmi dua hari kelar. dia bilang ‘aku sendiri nggak setor ke siapa siapa. hanya murojaah sendiri hehe. sedih juga sih’. itu katanya, dan saya mengurungkan diri untuk setor ke mas atau kakak. since they only staring at their phone all day.

note. rancangan program murojaah ku di rumah, saat libur sekolah 2 bulan ini. 10 juz x 20 halaman = 200 halaman. 200 : 5 hal = 40 hari, minimal untuk murojaah. kalau stuck bisa berubah jadi, 200 : 4 = 50 hari

bangun pagi, subuh. murojaah 2 halaman atau minimal baca diulang ulang. kalau malas, ganti tilawah 5 halaman.

dhuha, murojaah lagi. dzuhur, baca yang tadi dihafal pas sholat. ba’da sholat murojaah lagi, atau tilawah.

asar, tilawah. lebih enak waktu sebelum maghrib buat menghafal.

maghrib ke isya, menghafal kalau di rumah lagi sepi. kalau pada kompak tilawah ya ikutan tilawah, kalau ngga ga fokus.

ba’da isya. murojaah sebelum tidur. baca yang udah dihafal seharian ini, sama yang hari kemarin.

insya allah bermanfaat. dan bisa saya terapkan. uhu