Resume dalam dekapan ukhuwah.

Bab pertama yang saya baca, adalah kerja maka keajaiban. Kalimat yang paling biasa disandingkan dengan kata kerja adalah “bekerja dahulu, habis itu bertawakal”. Tapi hal lain apakah yang bisa muncul dengan bekerja itu? Ialah keajaiban. Dalam bentuk apakah keajaiban itu? Beragam bentuk nya lah. Bagi nabi Ibrahim alaihissalam, keajaiban itu ialah pembuktian Allah subhanahu wataalla atas kekuasaan nya. Bagi siti hajar yang kehausan di tengah gersangnya padang pasir nan sunyi, keajaiban itu ada dari kaki bayi ismail yang menjejal tanah. Air muncul menjadi jawaban atas ikhtiar siti hajar.

Dan itulah makna kerja keras, kesungguhan diri ini kepada Allah. Keyakinan bahwa Ia tak akan pernah menyia-nyiakan iman dan amal kita. Setelah kerja keras itulah, keajaiaban akan datang dari arah yang tidak terduga. Menenangkan hati kita dari arah manapun yang ia kehendaki.

Mengutip kata sayyid Quthb dalam fi zhilalil quran, amal sholih, kerja kerja ketaatan dan laku laku kebajikan adalah batang yang tumbuh tegak secara alami dari keimanan yang telah berakar dalam jiwa. Mereka bermula pada detik dimana keimanan itu menghujam dalam hati. Begitu hakikat keimanan menghujam dalam Nurani, maka pad saat itu pula ia bergerak mengespresikan dirinya ke luar dalam bentuk amal shalih.

Pendek katanya, cari dulu iman dan tanamkan dalam hati. Dari situlah ketenangan dalam beramal bisa dicapai.

Bab kedua. Nasihat artinya ketulusan.

Di awal bab, satu poin yang saya dapat ialah dunia tempat kita hidup ini sejatinya memiliki berbagai segi yang seharusnya dilihat lebih cermat lagi. Tentang kebenaran dan perkataan, adalah pembahasan yang diangkat di sini. Menurut banyak orang, lebih baik menjaga lidah jika berbicara justru memperkeruh suasana. Lebih baik mengalah jika menang berarti membuat luka. Tetapi di segi lain, hidup kita ini juga harus disertai kebenaran, dalam kebenaran dan demi kebenaran. Kebenaran itu sendiri harus ditegakkan tak terkecuali dalam hubungan antar kita manusia. Bukan kah segi ini menolak pernyataan pertama soal pandangan banyak orang?

Maka jawaban dari dua segi ini ialah kombinasi dari keselarasan hidup untuk kebenaran dan hidup penuh harmoni. Dan kedua kombinasi itu disebut sebagai dakwah.

Hidup dalam dakwah artinya menghidupkan iklim tausiyah, menyuburkan suasana saling memberi nasihat. Kedua ini disatukan dengan iman dan amal sholih sebagai wasilah kita agar tak menjumpai kerugian dalam hidup.

Tausiyah itu sendiri artinya saling berpesan, surat al ashr ayat 1 sd 3. Dan nasihat itu ialah ketulusan. Atau kemurnian dalam menjalani agama islam.

Di tengah bab, satu kalimat yang mengambil perhatian saya.

Dalam dakwah, jika kita telah mengikrarkan diri untuk hidup di dalam nya, maka seharusnya kita menjadi akrab dnegan kebenaran dan membiasakan diri menjadi penyampai nya.

Ini saya tangkap sebagai pesan yang cukup berat, karena menyampaikan itu sendiri bukan hal mudah dan bukan lah suatu kebiasaan yang saya miliki. Tetapi mengingat bentuk penyampaian itu sendiri beragam; lisan, perbuatan, tindakan, pemberian atau menjadi panutan, memberi saya sedikit harapan untuk bisa menjalankan nya.

Kalimat selanjutnya menjadi penutup untuk ringkasan saya, akan pengingat bagi diri ini.

Jika kau merasa besar, periksa hatimu. Mungkin ia sedang bengkak.

Jika kau merasa suci, periksa jiwamu. Mungkin itu putihnya nanah dari luka Nurani.

Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu. Mungkin ia kehilangan pijakan.

Dan jika kau merasa wangi, periksa amal solihmu. Mungkin itulah asap amal yang hangus terbakar riya’

Published by

potatoninatte

A student at brawijaya university. Having 5 siblings is tough, don't let me start with their academics. I wish i could travel around the world, Go to mekkah with my ummi and bapa. I write what necessary for me, and maybe for people who feels the same.

Leave a comment